Langsung ke konten utama

Hindari 10 Kalimat Ini Saat Bicara dengan Anak (Bag. 2)


Secara tidak sadar, orangtua kerap mengucapkan perkataan yang sebenarnya bisa berdampak negatif pada anak. Anak dapat menjadi tidak percaya diri, sedih atau membenci orang lain.

"Kita memang bermaksud baik, tapi terkadang kita mengatakan sesuatu hal tanpa memikirkan bagaimana anak menerimanya," ujar Amy McCready, pendiri Positive Parenting Solutions dan juga penulis 'If I Have to Tell You One More Time...'.

Setelah sebelumnya sudah dibahas lima ucapan yang menurut Amy, sebaiknya orangtua pikir dulu dua kali sebelum mengucapkannya pada anak, berikut lima kalimat lainnya seperti dikutip dari Womans Day:

6. "Kamu Paling Hebat Kalau Main Bola"

Memang memuji anak saat mereka melakukan suatu hal yang luar biasa penting dilakukan. "Tapi pujian itu juga bisa berdampak buruk karena itu membatasinya," ujar McCready.

Selalu mengatakan pada anak, bahwa mereka anak yang pintar atau hebat, menurut McCready, bisa membuat anak takut mencoba hal-hal baru atau yang lebih menantang. "Anak takut dia tidak akan dianggap pintar lagi kalau dia hanya mendapat B bukan A," tuturnya. Anak takut dan merasa buruk karena tidak bisa memenuhi 'label' yang sudah diberikan orangtua mereka.

Ketimbang memuji berlebihan, McCready menyarankan orangtua fokus pada usaha anak dan bagaimana mereka bekerja keras. Misalnya dengan mengatakan, "berusahalah yang terbaik" atau "ibu bangga kamu sudah belajar dan dapat nilai A".

7. "Jangan Takut, Hari Pertama Sekolah Pasti Baik-baik Saja"

"Kalau Anda menyuruh anak untuk tidak merasa khawatir, Anda menghilangkan perasaannya," ujar Psikolog yang juga penulis 'A to Z Guide to Raising Happy, Confident Kids', Jenn Berman, PhD. Perkataan Anda tersebut juga tetap tidak menghilangkan kekhawatiran anak.

"Dia tetap merasa khawatir soal hari pertama sekolahnya dan dia juga semakin bertambah khawatir karena merasa khawatir," tutur Dr. Berman.

Ketimbang mengatakan 'jangan takut' atau 'jangan sedih', katakan 'ibu tahu kamu takut. Coba kasih tahu apa yang bikin kamu takut?'.

8. "Karena Aku Bilang Begitu"

Dengan mengatakan kalimat di atas, Anda akan terkesan sebagai orangtua yang otoriter. "Anda tidak menganggap kemampuan anak untuk belajar mandiri atau menyelesaikan masalah," ujar Dr. Berman.

Selain itu, ucapan tersebut juga akan membuat anak merasa tidak didengar keingiannya. Misalnya saja, saat Anda mengajak anak ke rumah tantenya, tapi dia sebenarnya lebih memilih bermain. Ketimbang mengaakan 'Karena aku menyuruhmu ke sana', bilang pada anak "Aku tahu kamu lebih suka main, tapi tante senang sekali kalau ketemu kamu".

Dengan ucapan itu, meskipun anak akan tetap mengeluh, setidaknya dia tahu keingiannya didengar. Anak juga bisa belajar dan melihat bagaimana Anda menjaga hubungan dengan keluarga.

9. "Aku Ingin Kamu Tidak Main Sama Dia. Ibu Nggak Suka Anak Itu"

"Saat Anda mengatakan kalimat di atas, anak akan jadi semakin tertarik untuk bermain dengannya," ujar Dr. Berman. Jadi sebaiknya, pikirkan dulu kenapa Anda tidak suka anak bermain dengan salah satu temannya. Apakah temannya itu Anda anggap berdampak buruk atau membahayakannya? Setelah tahu penyebabnya, ajak anak mengobrol.

"Tanya anak misalnya, kenapa dia suka bermain dengan temannya itu? Apa yang biasa mereka lakukan," tutur Dr. Berman. Dengan mengobrol ini, Anda membuka jalur komunikasi dengan anak. Nantinya anak juga bisa tahu apakah memang si teman anak baik atau bukan.

10. "Bukan Begitu Caranya. Sini Ibu Tunjukkan"

Anda minta tolong pada anak untuk menyapu lantai. Tapi ternyata dia kurang bisa mengerjakannya dengan baik. Sehingga Anda pun langsung mengambil alih apa yang sedang ia lakukan dan mengatakan kalimat di atas.

"Cara itu kurang benar karena anak tidak akan pernah belajar bagaimana melakukannya dan dia juga jadi kurang berminat untuk mencoba lagi apapun tugas yang Anda berikan," ucap Dr. Berman.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Roh Quija

Tidak satupun dari kita percaya pada paranormal atau supranatural, tapi papan Ouija sepertinya cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu.   Kami semua berusia sekitar dua puluhan , yang bertingkah sedikit konyol, dan pasti terobsesi dengan spesies laki-laki.Setelah beberapa petunjuk tentang kami saat ini, kami mencoba untuk memanggil hantu. Kami terdiam selama 10 menit sambil berharap cemas sebelum kami akhirnya menyerah.   Kami melihat film dan semua menginap di rumahku . Tiba-tiba, kita semua tersentak ter bangun karena tv yang kita lihat tiba-tiba mati sendiri . L ayar tv berubah hitam, wajah seorang gadis remaja muda muncul di layar, meneteskan darah dari sudut mata kosongnya .   Maria menjerit dan aku mencengkeram lengan Tary , dan kemudian kami berempat dibuat terburu-buru menuju kamar tidur. Sara y ang paling tenang di antara kita semua, Sara mengatakan kepada kami itu mungkin hanya imajinasi terlalu aktif larut malam.   Tidak ada yang percaya pad...

Mimpi Buruk

Aku tahu ini seperti cerita yang lainnya,tapi itu benar-benar mulai menakut-nakutiku sekarang.Aku memiliki mimpi yang buruk,benar-benar buruk.Mereka telah berlangsung selama 8 tahun dan beberapa bulan sekarang.Saya selalu tertarik dengan para paranormal tetapi saya tidak percaya apa yang di lakukan mereka adalah kenyataan,tapi sekarang...........saya tidak yakin dengan perasaanku.Mimpiku adalah tentang seorang wanita yang sama,rambut panjang hitam/coklat.Dia selalu mengenakan gaun hitam ketat polos,gaun yang panjang dengan lengan panjang pertengahan yang berakhir di siku.aku belum pernah melihat ke bawah lututnya jadi saya tak dapat berkomentar mengenai sepatu apa yang di kenakannya.Tapi dari belakang ia tampak seperti wanita normal yang akan keluar menghadiri sebuah pesta semi formal atau sesuatu yang seperti itu. Tapi dari depan adalah cerita yang berbeda,kulitnya begitu pucat tetapi sedikit semburat abu-abu.Matanya yang paling menghantui.Meskipun matanya lebar dan di kelilingi oleh...

Misteri Rumah di Jalan Utama

Di rumah saya, tidak jarang saya merasakan ledakan udara dingin di tengah musim panas. Di rumah saya, tidak jarang terdengar bisikan-bisikan setelah semua orang sudah tidur. Di rumah saya, tidak jarang bersembunyi di bawah selimut ketika Anda mendengar langkah kaki berjalan ke kamar Anda larut malam. Saya berumur 12 ketika kami pindah ke rumah itu. Sebuah cerita biasa dua hunian yang menyerupai semua rumah di blok. Warnanya biru atap rumah itu,saya ingat ketika kami berhenti untuk pertama kalinya. Jendela putih membuatnya tampak ideal. Itu membuat saya merasa senang ketika aku melihatnya. Tapi perasaan itu berubah setelah saya memasuki rumah.