Ciri khas masyarakat megalitik adalah pada saat upacara yang menjolok pada waktu penguburan,terutama bagi mereka yang di anggap tokoh dalam masyarakat.Hal ini masih sangat kuat dan di pegang teguh oleh masyarakat Tana Toraja,begitupun masyarakat Mamasa.
Sebelum datangnya agama Kristen dan Islam di daerah Toraja dan Mamasa,mereka telah menganut dari nenek moyang yang telah di warisi secara turun temurun.Warisan inilah yang di anggap oleh mereka sebagai agama dan kepercayaan “ALUK TODOLO” dan sering di sebut dengan istilah “ALUKTA”.
Aluk Todolo adalah satu kenyakinan dengan ajaran hidup dan kehidupan yang di anut oleh orang Toraja sejak dari nenek moyang dan masih hidup dan berakar pada masyarakat.Dimana ajaran ini merupakan tempat perpijakan seluruh sendi kebudayaan Toraja Aluk Todolo mengajak masyarakat menyembah kepada:
1. Puang Matua sebagai sang pencipta segala isi bumi
2. Dewata sebagai sang pemelihara seluruh ciptaan Puang Matua
3. Tomembali Puang sebagai pengawas dan memperlihatkan gerak-gerik serta member berkat kepada manusia dan turunannya.
Pada masyarakat Tana Toraja unsure megalitik masih berkembang sampai sekarang dimana pengorbanan hewan kerbau pada saat upacara kematian dengan jumlah yang sangat besar,di sertai dengan pemotongan hewan lainnya spi dan ayam.Mereka beranggapan bahwa roh hewan tersebut akan menyertai atau jadi wahana/kendaraan bagi nenek moyangnya.
Komentar
Posting Komentar