Roh Quija

Tidak satupun dari kita percaya pada paranormal atau supranatural, tapi papan Ouija sepertinya cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu. Kami semua berusia sekitar dua puluhan, yang bertingkah sedikit konyol, dan pasti terobsesi dengan spesies laki-laki.Setelah beberapa petunjuk tentang kami saat ini, kami mencoba untuk memanggil hantu.

Kami terdiam selama 10 menit sambil berharap cemas sebelum kami akhirnya menyerah. Kami melihat film dan semua menginap di rumahku.

Tiba-tiba, kita semua tersentak terbangun karena tv yang kita lihat tiba-tiba mati sendiri. Layar tv berubah hitam, wajah seorang gadis remaja muda muncul di layar, meneteskan darah dari sudut mata kosongnya. Maria menjerit dan aku mencengkeram lengan Tary, dan kemudian kami berempat dibuat terburu-buru menuju kamar tidur.

Sara yang paling tenang di antara kita semua, Sara mengatakan kepada kami itu mungkin hanya imajinasi terlalu aktif larut malam. Tidak ada yang percaya padanya, dia bahkan tidak percaya dirinya. Tapi itu yang terbaik yang bisa kita lakukan. Meringkuk di bawah selimut, kami mengulangi dongeng masa kanak-kanak sampai kata-kata menghibur terlena kita untuk tidur.

Sebuah ketukan di jendela tersentak dari tidur saya. Aku membangunkan teman-teman saya, dan saya mengatakan kepada mereka aku mendengar sesuatu yang aneh.Tary adalah satu-satunya yang cukup berani untuk menuju keluar dari bawah selimut dan pergi ke jendela. Dia menarik kembali gorden ...

... Dan ada gadis itu,mengetuk-ngetuk jendela, menatap hampa pada kami. Tary berteriak dan menunjuk ke pintu, melihat dari atas bahu kami ketika kami berbaring meringkuk dengan mulut kita bulat dalam pekikan diam. Darah mengalir perlahan-lahan di bawah pintu, beringsut menuju selimut kami. Aku meraih tangan Tary dan menariknya paksa kembali ke dalam selimut dan berbaur dengan semua orang.

Selama satu jam, kami bergerombol, mata menatap ke dalam sehingga kita tidak perlu melihat hal-hal mengerikan di sekitar kita.

"Ini semua mimpi," kami semua bergumam, berulang-ulang. "Ini semua mimpi."

Kami terlalu lelah untuk tidak tidur. Matahari merayap di atas tempat tidur, membuat kita terjaga sekitar 9,aku duduk dan melirik pintu, tapi tidak ada tanda darah. Dengan menghela napas lega, kami berjalan ke bawah, tertawa dan bercanda tentang mimpi buruk kita semua yang kami alami bersama.

Kami berhenti di ruang tamu.

Itu benar-benar kacau. Ruangan itu seperti tempat sampah, buku-buku berserakan di karpet, beberapa dengan halaman robek;, vas hancur ke dalam meja kaca yang hancur bertaburan kaca ke karpet.Papan Ouija itu hilang. Dicoretkan pada dinding dengan tinta merah cerah , kita langsung tahu itu darah ,begini kata-katanya, "Kalian memanggil AKU DAN AKU DATANG."

Saya menjual rumah tidak lama setelah itu, berharap untuk membersihkan kenangan saya tentang hal mengerikan yang kita alami malam itu ,tapi tetap saja, sepuluh tahun kemudian, menghantuiku.