Terkesan tulisan ini basi alias terlambat, karena IHSG sudah Anjlok dari senin minggu lalu. Sebenarnya tidak juga. Justru disinilah letak perbedaan apabila kita menjadi seseorang yang berinvestasi untuk jangka panjang dengan yang berdagang alias trading atau melakukan jual-beli di instrument Saham untuk jangka pendek.
Didalam konsep Perencana Keuangan atau dikenal dengan istilah Financial Planning atau Financial Advisor, keuangan kita dibagi untuk 3 kategori yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pembagian ini disesuaikan dengan tujuan keuangan dan jangka waktu pencapaian tujuan keuangan tersebut. Jangka pendek untuk tujuan-tujuan keuangan yang jangka waktunya kurang dari 1 tahun lagi. Jangka menengah adalah untuk tujuan-tujuan keuangan yang jangka waktunya antara 1-5 tahun lagi. Sedangkan jangka panjang adalah untuk tujuan-tujuan keuangan diatas 5 tahun.
Mengapa kita membedakan tujuan-tujuan keuangan berdasarkan jangka waktu ini? Karena produk keuangan (instrument) mempunyai keunggulan dan resiko minimum sesuai jangka waktunya. ebagai contoh, untuk tujuan keuangan jangka pendek dibawah 1 tahun dibutuhkan produk keuangan yang tidak memiliki risiko naik turun, malah cenderung dibutuhkan produk keuangan yang relatif aman. Meskipun tidak ada satu produk keuangan yang 100% aman.
Itulah sebabnya untuk tujuan keuangan jangka pendek disarankan menggunakan produk perbankan seperti tabungan dan deposito. Diluar produk perbankan bisa juga menggunakan emas Logam Mulia (LM) yang bisa dicairkan seketika di seluruh toko emas di Indonesia.
Sementara untuk tujuan keuangan jangka menengah yang mempunyai target waktu antara 1 tahun sampai dengan 5 tahun bisa menggunakan produk dengan tingkat risiko yang lebih tinggi. Tingkat risiko yang lebih tinggi juga akan berdampak pada hasil investasi yang lebih tinggi. Tergantung dari profil risiko kita, produk-produk yang dapat dipergunakan antara lain adalah produk yang berbasis surat utang. Antara lain produk Obligasi, baik obligasi pemerintah ataupun obligasi swasta termasuk produk-produk turunannya seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk dan Sukuk Ritel, serta Reksadana Pendapatan Tetap. Apabila profil risiko kita cukup agresif dan tujuan keuangannya masih 4-5 tahun lagi kita boleh mengambil risiko lebih tinggi lagi dengan berinvestasi pada produk Reksa dana Campuran.
Untuk tujuan keuangan jangka panjang diatas 5 tahun, tentu saja kita boleh mengambil resiko yang lebih tinggi lagi, mengingat dana tersebut baru kita butuhkan diatas 5 tahun lagi. Produk yang bisa dipergunakan untuk memenuhi tujuan keuangan ini adalah produk pasar modal Saham dan turunannya seperti Reksa dana Saham. Selain produk keuangan dipasar modal, kitapun dapat menggunakan produk investasi diluar pasar modal. Produk yang dapat dipakai adalah investasi di properti.
Kembali ke judul diatas ketika IHSG atau bursa saham anjlok, apa yang sebenarnya harus kita lakukan? Pertama, kita harus ingat bahwa investasi kita adalah untuk jangka panjang, oleh sebab itu jangan panik dan bersikap tenang. Karena investasi yang kita tempatkan di produk saham dan reksa dana saham untuk jangka panjang, tidak ada alasan bagi kita untuk panik dan mencairkan investasi kita. Toh dalam hitungan bulan atau paling lambat tahun investasi kita sudah kembali normal, bahkan menurut sejarah akan naik lebih tinggi lagi. Tetaplah investasi secara rutin setiap bulan sesuai dengan target investasi kita. Terakhir, kalau kita memiliki dana lebih, justru saat-saat investasi turun seperti inilah saat yang tepat untuk berinvestasi, karena kita bisa mendapatkan saham-saham perusahaan yang bagus dengan harta yang lebih murah. Bukankah rumus investasi adalah beli di harga murah?
Didalam konsep Perencana Keuangan atau dikenal dengan istilah Financial Planning atau Financial Advisor, keuangan kita dibagi untuk 3 kategori yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Pembagian ini disesuaikan dengan tujuan keuangan dan jangka waktu pencapaian tujuan keuangan tersebut. Jangka pendek untuk tujuan-tujuan keuangan yang jangka waktunya kurang dari 1 tahun lagi. Jangka menengah adalah untuk tujuan-tujuan keuangan yang jangka waktunya antara 1-5 tahun lagi. Sedangkan jangka panjang adalah untuk tujuan-tujuan keuangan diatas 5 tahun.
Mengapa kita membedakan tujuan-tujuan keuangan berdasarkan jangka waktu ini? Karena produk keuangan (instrument) mempunyai keunggulan dan resiko minimum sesuai jangka waktunya. ebagai contoh, untuk tujuan keuangan jangka pendek dibawah 1 tahun dibutuhkan produk keuangan yang tidak memiliki risiko naik turun, malah cenderung dibutuhkan produk keuangan yang relatif aman. Meskipun tidak ada satu produk keuangan yang 100% aman.
Itulah sebabnya untuk tujuan keuangan jangka pendek disarankan menggunakan produk perbankan seperti tabungan dan deposito. Diluar produk perbankan bisa juga menggunakan emas Logam Mulia (LM) yang bisa dicairkan seketika di seluruh toko emas di Indonesia.
Sementara untuk tujuan keuangan jangka menengah yang mempunyai target waktu antara 1 tahun sampai dengan 5 tahun bisa menggunakan produk dengan tingkat risiko yang lebih tinggi. Tingkat risiko yang lebih tinggi juga akan berdampak pada hasil investasi yang lebih tinggi. Tergantung dari profil risiko kita, produk-produk yang dapat dipergunakan antara lain adalah produk yang berbasis surat utang. Antara lain produk Obligasi, baik obligasi pemerintah ataupun obligasi swasta termasuk produk-produk turunannya seperti Obligasi Ritel Indonesia (ORI), Sukuk dan Sukuk Ritel, serta Reksadana Pendapatan Tetap. Apabila profil risiko kita cukup agresif dan tujuan keuangannya masih 4-5 tahun lagi kita boleh mengambil risiko lebih tinggi lagi dengan berinvestasi pada produk Reksa dana Campuran.
Untuk tujuan keuangan jangka panjang diatas 5 tahun, tentu saja kita boleh mengambil resiko yang lebih tinggi lagi, mengingat dana tersebut baru kita butuhkan diatas 5 tahun lagi. Produk yang bisa dipergunakan untuk memenuhi tujuan keuangan ini adalah produk pasar modal Saham dan turunannya seperti Reksa dana Saham. Selain produk keuangan dipasar modal, kitapun dapat menggunakan produk investasi diluar pasar modal. Produk yang dapat dipakai adalah investasi di properti.
Kembali ke judul diatas ketika IHSG atau bursa saham anjlok, apa yang sebenarnya harus kita lakukan? Pertama, kita harus ingat bahwa investasi kita adalah untuk jangka panjang, oleh sebab itu jangan panik dan bersikap tenang. Karena investasi yang kita tempatkan di produk saham dan reksa dana saham untuk jangka panjang, tidak ada alasan bagi kita untuk panik dan mencairkan investasi kita. Toh dalam hitungan bulan atau paling lambat tahun investasi kita sudah kembali normal, bahkan menurut sejarah akan naik lebih tinggi lagi. Tetaplah investasi secara rutin setiap bulan sesuai dengan target investasi kita. Terakhir, kalau kita memiliki dana lebih, justru saat-saat investasi turun seperti inilah saat yang tepat untuk berinvestasi, karena kita bisa mendapatkan saham-saham perusahaan yang bagus dengan harta yang lebih murah. Bukankah rumus investasi adalah beli di harga murah?
Komentar
Posting Komentar