Pembalasan dua bersaudara.

Badai itu mengamuk ganas di sekitar mereka,mereka tersandung menuruni jalan panjang. mereka dari peternakan, dan mereka tahu harus mencari perlindungan atau mati beku. Jadi, dengan rasa syukur ketika dua saudara itu melihat sebuah cafe dan menerobos pintu untuk masuk.
Setiap mata di ruangan itu menatap pada mereka, mereka memesan kopi dengan uang terakhir mereka. Pelayan cafe itu pergi untuk mengambil minuman panas, sebagian besar pengunjung kembali ke percakapan mereka.Tapi satu orang terus menatap mereka,seorang tukang daging bertubuh besar dengan kumis putih dan janggut putih panjang .

"Kau menatapku lucu," meracau tukang daging, sambil menghampiri dua saudara itu.


"Kami tidak melihat Anda," kata Andre(anak yang lebih tua). "Kami hanya memanaskan diri dengan api."


"Apakah kamu memanggil saya pembohong?" Teriaknya. Sekitar kerumunan ruang menyeringai, mereka menyukai perkelahian .

"Kami tidak mengatakan apapun," kata Andre dan dengan cepat, melambaikan tangan dan sengaja mendorong lengan tukang daging. Tukang daging marah dan meraih kerah Andre. "Tidak ada satu orang pun yang berani pada ku," teriak dia dan melemparkan kepala Andre lebih dulu ke dalam api yang berkobar di perapian.
Kesunyian di dalam cafe pun pecah, dan kemudian Andre berteriak kesakitan saat api melalap dirinya dari kepala sampai kaki. Bagus(Pemuda yang lebih muda) berteriak ketakutan. Andre terhuyung keluar dari perapian, sebagai adik,Bagus berusaha untuk memadamkan api dengan tangan kecilnya.
Tukang jagal tertawa keras kepada mereka, menyeringai sadis anakyang terbakar hilang kesadaran, teriakannya menghilang dan sekarat .


"Giliranmu," kata si tukang daging kepada saudaranya. Bagus tersentak dalam ketakutan dan melarikan diri keluar ke badai yang mengamuk.Tubuh mungil anak itu beku dan tidak ditemukan sampai badai berlalu.


Suatu malam, satu dekade setelah kematian dua anak laki-laki, seorang pria kekar dengan janggut putih yang panjang berjalan menyusuri satu jalan yang diambil oleh orang-orang. Tukang jagal telah mendengar rumor hantu tetapi di anggap sebagai omong kosong,walau begitu banyak dan berbicara waktu di kedai.


Saat ia berkelok-kelok di jalan, ia menjadi sadar bahwa keheningan yang sangat sunyi. Dalam keheningan yang aneh, ia mendengar jejak hewan besar. Mereka berjalan ketika ia berjalan dan berhenti ketika ia berhenti. Detak jantungnya berdebar gila-gilaan, tukang daging berbalik. Di belakangnya, berdiri anjing hitam sebesar sapi, dengan mata biru menyala-nyala dan gigi yang tajam. Tukang jagal melihat dari mata biru yang menyala-nyala itu, dia menatap wajah seorang anak muda yang mencoba untuk menyelamatkan saudaranya yang terbakar dengan api yang berkobar-kobar.


Anjing hitam menggeram pelan dan maju selangkah. Tukang jagal berbalik melarikan diri dan menemukan dirinya berhadapan dengan sosok tinggi tertutup dari kepala sampai ujung kaki dengan api. Anak laki-laki mengulurkan tangan yang terbakar ke arah tukang daging dengan tangan layu dan menghitam oleh api. Tukang daging menjerit ketakutan dan jatuh, mengalir darah dari mata dan hidung. Dia sudah mati sebelum dia menyentuh tanah.Dan anak yang terbakar dan anjing itu pun lenyap.Dendam sudah terbalaskan.